Minggu, 19 Mei 2013

Sejarah Yang Terlupakan (Lunang di Masa Lalu)

Lunang adalah sebuah nagari yang terisolasi. Letaknya jauh di Selatan Minangkabau (Sumatera Barat). 40 km lagi arah ke Selatannya sudah merupakan daerah perbatasan antara Propinsi Sumatera Barat dan Bengkulu. Lunang adalah sebuah nagari yang terletak di Kecamatan Pancung Soal, Kabupaten Pesisir Selatan. Keterisolasiannya pupus seiring dengan dibukanya jalan raya semasa pemerintah Masyarakat Lunang  mempercayai setidak-tidaknya berdasarkan kisah yang dituturkan secara langsung  oleh Maridun (Almarhum) bekas anggota Buterpa dan mantan Walinagari Lunang selama 15 tahun, dan menurut cerita dari H. Sutan Maruhun yang bergelar Bujang Sabalaeh, 84 (jari tangan beliau sebelas buah), yang tinggal di Pasar Sebelah di Inderapura, secara tegas mengatakan bahwa Lunang adalah kelanjutan dari "sejarah" Cindua Mato. 


            Dituturkan juga oleh Zainal Abidin, Dt. Sinar Matohari, menjabat Penghulu dari Suku Melayu sebelum tahun 1970-an dan pernah menjadi Walinagari Lunang selama 7 tahun pada tahun 1965. Bahwa Lunang dahulu terdiri dari satu kampung saja, 2 tahun kemudian di mekarkan menjadi 6 kampung yaitu Kampung Dalam, Kampung Rantau Ketaka, kampung Kumbung I, II, Kampung Empang Tanah dan Kampung Sindang, hingga tahun 1972.

Minggu, 07 April 2013

Baterai Tenaga Kertas Dari Sony


Setelah beberapa tahun lalu pernah memamerkan baterai tenaga gula, kini raksasa teknologi Sony mencoba bereksperimen kembali untuk menciptakan teknologi baterai ramah lingungan.
Tak ada yang menyangka bahwa enzim selulosa pada kertas bisa menjadi sebuah baterai yang ramah lingkungan. Pada ajang Eco-Product 2011 di Tokyo, Jepang, Sony memamerkan prototipe bio-baterai yang diperoleh dari potongan-potongan kertas. Dalam demonstrasinya, potongan-potongan kertas dicelupkan ke dalam larutan lalu digunakan untuk menghidupkan sebuah kipas kecil.

Rahasia dari eksperimen ini adalah enzim selulosa dalam kertas yang berubah menjadi larutan glukosa saat dimasukkan ke dalam sebuah larutan. Dengan bantuan oksigen, larutan tersebut menjadi ion hidrogen dan elektron dan menghasilkan sebuah energy.
Tentunya hasil eksperimen ini cukup melegakan karena di masa mendatang bukan tidak mungkin baterai ramah lingkungan akan diproduksi secara massal. Penggunaan bio-baterai sudah seharusnya menjadi inisiatif dari para produsen alat elektronik karena bisa membantu mengurangi kerusakan lingkungan.
Sumber : Telkom Solution

Selasa, 05 Maret 2013

Cara Menghiden Partisi PC

Baiklah saudara ku, saya akan post kan sebahagian ilmu saya yang berhubungan dengan ilmu komputer. Seringkali pada laptop kita sering muncul partisi yang tidak diinginkan pas siap instalasi Sistem Operasi seperti Partisi System. Untuk itu saya punya solusi ,,,baik lah saya tidak perlu menunggu lagi, langsung saya post
Caranya sbb:
* Buka Start -> Run -> ketik “diskpart”(tanpa tanda kutip), lanjut dengan meng-klik “OK”,
* Lalu ketik “list volume”(tanpa tanda kutip) , dan tekan “Enter”
* Bila kawan-kawan, mau menghilangkan partisi pada “E”, silahkan ketik “select volume 3″(tanpa tanda kutip)
* Lalu lanjut ketik “remove letter E” (Perlu di perhatikan, pada pengetikan point ke-4 kata “E” harus berhuruf besar.)
* Kalau sudah silahkan kawan-kawan untuk mencek partisinya di Windows Explore (bukan di Internet Explore). Kalau partisi yang di hidden masih muncul, silahkan kawan-kawan me-restart.
Untuk menormalkan kembali partisinya, cukup mudah hanya dengan mengikuti langkah diatas.Pada point ke-4 “remove letter E”-nya diganti dengan perintah “assign letter E”.

Sabtu, 29 Desember 2012

Cara Membagi Elemen Gadget Menjadi Dua Kolom


Apakah kalian sudah puas dengan template blog yang abda pakai . Mungkin tidak semua template sesuai dengan keinginan kita, sebagai contoh kita hanya menggunakan template 2 kolom tetapi kita ingin memasang widget seperti template 3 kolom, apalah itu bisa? zaman sekarang apa sich yang tidak bisa??????

Bang germo jelaskan cara untuk membagi widget blogspot menjadi dua kolom maka blog kita akan keliatan lebih rame. Dengan membagi widget menjadi dua kolom atau lebih.Hal ini bisa di aplikasikan di bagian manapun seperti sidebar, header, atau footer.


1. Masuk ke dasbord blogger
2. Klik Rancangan - Pilih Edit HTML jangan lupa, backup dulu template
3. Cari kode 
]]></b:skin>
4. Copy dan paste kode berikut ini dan letakkan tepat di atas kode 
]]></b:skin>

#kolom-kiri {
width: 49%;
float: left;
}
#kolom-kanan {
width: 49%;
float: right;
}

5.Di artikel ini kita akan tambahkan widget di sidebar kita cari dulu kode sidebarnya, kurang lebih seperti ini:

<div id='sidebar-wrapper'>
<b:section class='sidebar' id='sidebar' preferred='yes'>
<b:widget id='Label99' locked='false' title='Labels' type='Label'/>
</b:section>
</div>

Tidak seluruh template sama tergantung dari templatenya , label di atas hanyalah contoh yang berarti sidebar tersebut mempunyai widget label.
7. Lalu sisipkan css yang sudah dibuat tadi di antara
 </b:section> dan </div>.

<b:section class='sidebar' id='kolom-kiri' showaddelement='yes'/>
<b:section class='sidebar' id='kolom-kanan' showaddelement='yes'/>
<div style='clear: both;'/>
8. Save dan lihat di Page element !

Selasa, 18 Desember 2012

Menelusuri Jejak-Jejak Kerajaan Inderapura di Muaro Sakai

Puing-Puing bekas Istana Kerajaan Inderapura
Kerajaan Inderapura terletak di Muaro Sakai kenagarian Inderapura kecamatan Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan.
Kerajaan inderapura ini pernah mengalami kejayaan pada abad ke XVII-XVIII.
Samuderapura yang menjadi Bandar kerajaan Inderapura sangat ramai dikunjungi oleh kapal-kapal dagang eropa,asia dan timur tengah.
Kerajaan ini menjadi rebutan dari berbagai pihak dikarenakan posisinya sebagai kota pantai yang menjadi pusat perdagangan dengan komoditi utama emas dan lada (merica).
Hal ini dapat bertahan agak lama karena Kerajaan Inderapura juga memiliki armada laut yang kuat.
Dalam beberapa cerita di masyarakat ada yang mengatakan kalau kerajaan Inderapura berada dibawah kekuasaan pagaruyung,tetapi sampai saat ini tidak satupun bukti yang dapat membuktikan Kerajaan Inderapura ini tunduk kepada Kerajaan Pagaruyung.
Hal ini dapat dilihat dari cara Kerajaan Inderapura mengurus kerajaannya baik keluar maupun kedalam.
Tidak tersebut nama pagaruyung ketika Kesultan Aceh menanamkan pengaruhnya di Inderapura.Juga tentang batas kerajaan Inderapura yang hamper sama dengan batas-kerajaan pagaruyung. Ke utara sampai ke natal airbangis,ke selatan sampai teratak air hitam,ketimur sampai ke Durian ditakuk raja dan sebelah barata adalah samudera Indonesia.
Hal ini memang menjadi pertanyaan yang masih misterius untuk diungkapkan apakah ada hubungan antara Kerajaan Inderapura ini denagn kerajaan Pagaruyung.
Walau sekarang Kerajaan Inderapura sudah tidak ada lagi tetapi bekas-bekas kerajaan itu masih dapat kita jumpai di Muaro sakai Inderapura,kecamatan Pancung Soal Kabupaten pesisir Selatan Diantaranya :
Meriam besar yang terdapat di sekitar reruntuhan istana


Benda-benda pusaka milik kerajaan Inderapura

Makam raja Inderapura


Rumah Ahli waris kerajaan inderapura di Muaro Sakai Inderapura

Untuk mencapai lokasi bekas kerajaan Inderapura ini melalui jalan darat adalah dari Padang menuju Painan kabupaten Pesisir Selatan terus ke Inderapura kecamatan pancung Soal,setiba di Inderapura belok ke kanan ke arah Muaro sakai.sesampai di Pasar Minggu Muaro sakai wisatawan cari rumah yang ada meriamnya.Disini tanya nama Siti Agustina atau lebih dikenal dengan nama Uniang Gustina atau Bapak St.Zainal Arifin Abas kedua nama tersebut adalah ahli waris dari kerajaan Inderapura atau Bapak Mardiyon (oyon las) bapak ini merupakan sumando dirumah tersebut.
Wisatawan akan memperoleh penjelasan tentang kerajaan Inderapura dari orang-orang tersebut.
Selamat menelusuri Jejak-jejak kerajaan Inderapura yang pernah jaya dahulunya di bumi ranah minang ini.

Sejarah Kerajaan Inderapura

Kerajaan Inderapura merupakan sebuah kerajaan yang berada di wilayah kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat sekarang, berbatasan dengan Provinsi Bengkulu dan Jambi. Secara resmi kerajaan ini pernah menjadi bawahan (vazal) Kerajaan Pagaruyung. Walau pada prakteknya kerajaan ini berdiri sendiri serta bebas mengatur urusan dalam dan luar negerinya.
Kerajaan ini pada masa jayanya meliputi wilayah pantai barat Sumatera mulai dari Padang di utara sampai Sungai Hurai di selatan. Produk terpenting Inderapura adalah lada, dan juga emas.


Sejarah Kejayaan Kerajaan Inderapura, 1347–1792, Ujung Pagaruyung

Inderapura dikenal juga sebagai Ujung Pagaruyung. Melemahnya kekuasaan Pagaruyung selama abad ke-15, beberapa daerah pada kawasan pesisir Minangkabau lainnya, seperti Inderagiri, Jambi, & Inderapura dibiarkan mengurus dirinya sendiri.
Namun perkembangan Inderapura baru benar-benar dimulai saat Malaka jatuh ke tangan Portugis pada 1511. Arus perdagangan yg tadinya melalui Selat Malaka sebagian besar beralih ke pantai barat Sumatera & Selat Sunda. Perkembangan & ekspansi Inderapura terutama ditunjang oleh lada. Kapan tepatnya Inderapura mencapai status negeri merdeka tak diketahui dengan pasti.
Namun diperkirakan, ini bertepatan dengan mulai maraknya perdagangan lada di wilayah tersebut. Pada pertengahan abad keenam belas didorong usaha penanaman lada batas selatan Inderapura mencapai Silebar [sekarang di Provinsi Bengkulu]. Pada masa ini Inderapura menjalin persahabatan dengan Banten & Aceh.

Kejayaan Ujung Pagaruyung

Saat Kesultanan Aceh melakukan ekspansi sampai wilayah Pariaman. Inderapura menghentikan ekspansi tersebut dengan menjalin persahabatan dengan Aceh melalui ikatan perkawinan antara Raja Dewi, putri Sultan Munawar Syah dari Inderapura, dengan Sultan Firman Syah, saudara raja Aceh saat itu, Sultan Ali Ri’ayat Syah [1568-1575]. Lewat hubungan perkawinan ini & kekuatan ekonominya Inderapura mendapat pengaruh besar di Kotaraja [Banda Aceh], bahkan para hulubalang dari Inderapura disebut-sebut berkomplot dlm pembunuhan putra Sultan Ali Ri’ayat Syah, sehingga melancarkan jalan buat suami Raja Dewi naik tahta dengan nama Sultan Sri Alam pada 1576. Walau kekuasaannya hanya berlangsung selama tiga tahun sebelum tersingkir dari tahtanya karena pertentangan dengan para ulama di Aceh. Namun pengaruh Inderapura terus bertahan di Kesultanan Aceh, dari 1586 sampai 1588 salah seorang yg masih berkaitan dengan Raja Dewi, memerintah dengan gelar Sultan Ali Ri’ayat Syah II atau Sultan Buyong, sebelum akhirnya terbunuh oleh intrik ulama Aceh.
Kerajaan Inderapura merupaken sebuah kerajaan yg berada di wilayah kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat sekarang, berbatasan dengan Provinsi Bengkulu & Jambi. Secara resmi kerajaan ini pernah menjadi bawahan [vazal] Kerajaan Pagaruyung. Walau pada prakteknya kerajaan ini berdiri sendiri serta bebas mengatur urusan dlm & luar negerinya. Kerajaan ini pada masa jayanya meliputi wilayah pantai barat Sumatera mulai dari Padang di utara sampai Sungai Hurai di selatan. Produk terpenting Inderapura ialah lada, & juga emas.

Putra Raja Alam atau Yang Dipertuan Pagaruyun

Secara etimologi Inderapura berasal dari bahasa Sanskerta, & dapat bermakna Kota Raja. Inderapura pada awalnya ialah kawasan rantau dari Minangkabau, merupaken kawasan pesisir di pantai barat Pulau Sumatera. Sebagai kawasan rantau, Inderapura dipimpin oleh wakil yg ditunjuk dari Pagaruyung & bergelar Raja kemudian juga bergelar Sultan. Raja Inderapura diidentifikasikan sebagai putra Raja Alam atau Yang Dipertuan Pagaruyung.

Pusat Wilayah Kekuasaan Inderapura

Pada akhir abad ketujuh belas pusat wilayah Inderapura, mencakup lembah sungai Airhaji & Batang Inderapura, terdiri atas dua puluh koto. Masing-masing koto diperintah oleh seorang menteri, yg berfungsi seperti penghulu di wilayah Minangkabau lainnya. Sementara pada daerah Anak Sungai, yg mencakup lembah Manjuto & Airdikit [disebut sebagai Negeri Empat Belas Koto], & Muko-muko [Lima Koto], sistem pemerintahannya tak jauh berbeda. Untuk kawasan utara, disebut dengan Banda Sapuluah [Bandar Sepuluh] yg dipimpin oleh Rajo nan Ampek [4 orang yg bergelar raja; Raja Airhaji, Raja Bungo Pasang, Raja Kambang, Raja Palangai].
Kawasan ini merupaken semacam konfederasi dari 10 daerah atau nagari [negeri], yg juga masing-masing dipimpin oleh 10 orang penghulu. Pada kawasan bagian selatan, di mana sistem pemerintahan yg terdiri dari desa-desa berada di bawah wewenang peroatin [kepala yg bertanggung jawab menyelesaikan sengketa di muara sungai]. Peroatin ini pada awalnya berjumlah 59 orang [peroatin nan kurang satu enam puluh]. Para menteri & peroatin ini tunduk pada kekuasaan raja atau sultan.

Raja-raja Inderapura

  1. 1550 Sultan Munawar Syah,
    Raja Mamulia
  2. 1580 Raja Dewi
  3. 1616 Raja Itam
  4. 1624 Raja Besar
  5. 1625 Raja Puti
  6. 1633 Sultan Muzzaffar Syah, Raja Malfarsyah
  7. 1660 Sultan Muhammad Syah
  8. 1691 Sultan Mansur Syah
  9. 1696 Raja Pesisir
  10. 1760 Raja Pesisir II
  11. 1790 Raja Pesisir III

Dominasi VOC diawali ketika Sultan Muhammad Syah meminta bantuan Belanda

Pada penghujung abad ketujuh belas para peroatin masih berfungsi sebagai kepala wilayah. Namun tugas-tugas menteri mulai bergeser seiring dengan proses terlepasnya Inderapura menjadi kerajaan terpisah dari Pagaruyung. Menteri Dua Puluh Koto di Inderapura bertindak sebagai penasihat kerajaan. Menteri Empat Belas Koto bertugas mengatur rumah tangga istana, sedangkan Menteri Lima Koto bertanggung jawab atas pertahanan. Walau pada tahun 1691 kawasan Anak Sungai di bawah Raja Adil, melepaskan diri dari Inderapura & menjadi kerajaan sendiri, yg pada awalnya didukung oleh Inggris. Namun tak lama berselang ia mangkat & digantikan oleh anaknya yg bergelar Sultan Gulemat [1691-1716].
Sultan Gulemat tak berhasil menjadikan kawasan itu stabil & kemudian juga kehilangan dukungan dari para menteri yg ada pada kawasan tersebut. Di bawah Sultan Iskandar Muda, kesultanan Aceh seraya memerangi negeri-negeri penghasil lada di Semenanjung Malaya, & juga berusaha memperkuat cengkeramannya atas monopoli lada dari pantai barat Sumatera. Kendali ketat para wakil Aceh [disebut sebagai panglima] di Tiku & Pariaman atas penjualan lada mengancam perdagangan Inderapura lewat pelabuhan di utara. Karena itu Inderapura mulai mengembangkan bandarnya di selatan, Silebar, yg biasanya digunakan untuk mengekspor lada lewat Banten. Inderapura juga berusaha mengelak dari membayar cukai pada para panglima Aceh. Ini memancing kemarahan penguasa Aceh yg mengirim armadanya pada 1633 untuk menghukum Inderapura.
Raja Puti yg memerintah Inderapura saat itu dihukum mati beserta beberapa bangsawan lainnya, & banyak orang ditawan & dibawa ke Kotaraja. Aceh menempatkan panglimanya di Inderapura & Raja Malfarsyah diangkat menjadi raja menggantikan Raja Puti. Di bawah pengganti Iskandar Muda, Sultan Iskandar Tsani kendali Aceh melemah. Pada masa pemerintahan Ratu Tajul Alam pengaruh Aceh di Inderapura mulai digantikan Belanda [VOC].
Dominasi VOC diawali ketika Sultan Muhammad Syah meminta bantuan Belanda memadamkan pemberontakan di Inderapura pada tahun 1662. Pemberontakan ini dipicu oleh tuntutan Raja Adil yg merasa mempunyai hak atas tahta Inderapura berdasarkan sistem matrilineal. Akibatnya Sultan Inderapura terpaksa melarikan diri beserta ayah & kerabatnya. Kemudian Sultan Mansur Syah, dikirim ke Batavia menanda-tangani perjanjian yg disepakati tahun 1663 & memberikan VOC hak monopoli pembelian lada, & hak pengerjaan tambang emas. Pada Oktober 1663 pemerintahan Inderapura kembali pulih, & Sultan Inderapura mengakui Raja Adil sebagai wakilnya yg berkedudukan di Manjuto.
Pada masa Sultan Muhammad Syah, Inderapura dikunjungi oleh para pelaut Bugis yg dipimpin oleh Daeng Maruppa yg kemudian menikah dengan saudara perempuan Sultan Muhammad Syah, kemudian melahirkan Daeng Mabela yg bergelar Sultan Seian, berdasarkan catatan Inggris, Daeng Mabela pada tahun 1688 menjadi komandan pasukan Bugis untuk EIC. Sultan Muhammad Syah digantikan oleh anaknya Sultan Mansur Syah [1691-1696], pada masa pemerintahannya bibit ketidakpuasan rakyatnya atas penerapan cukai yg tinggi serta dominasi monopoli dagang VOC kembali muncul. Namun pada tahun 1696 Sultan Mansur Syah meninggal dunia & digantikan oleh Raja Pesisir, yg baru berusia 6 tahun & pemerintahannya berada dibawah perwalian neneknya.
Puncak perlawanan rakyat Inderapura menyebabkan hancurnya pos VOC di Pulau Cingkuak, sebagai reaksi terhadap serbuan itu, tanggal 6 Juni 1701 VOC membalas dengan mengirim pasukan & berhasil mengendalikan Inderapura. Inderapura akhirnya benar-benar runtuh pada 1792 ketika garnisun VOC di Air Haji menyerbu Inderapura karena pertengkaran komandannya dengan Sultan Inderapura, kemudian Sultan Inderapura mengungsi ke Bengkulu & meninggal di sana [1824].

Senin, 10 Desember 2012

Cara Membagi Bandwidth Client Warnet Tanpa Software

Sebenarnya cara ini adalah cara yang digunakan untuk
mempercepat kecepatan ineternet kita pada windows XP. Intinya adalah
windows XP tersetting secara default akan mengambil 20% dari kecepatan
akses internet kita yang 100%.
Sebenarnya, ada beberapa software juga yang dapat kita gunakan
untuk membatasi pemakaian bandwidth pada tiap komputer client, tapi
cara ini belum dapat menjamin 100% bandwidth komputer client di warnet
terbagi secara adil.

Nah, cara yang akan saya gunakan adalah dengan cara mensetting %
penggunaan bandwidth client yang di setting melalui windows itu sendiri.
Caranya adalah sebagai berikut:
1. Klik Start à Run
2. Lalu ketik gpedit.msc, Kemudian setelah itu keluar kotak “Group
Policy”
3. Di “ Computer Configuration “, Pilih “Administrative Templates“
4. Lalu pilih “ Network “
5. Klik pada “QoS Packet Scheduler “
6. Setelah itu Pilih Pada “ Limit Reservable Bandwidth“
7. Pilih dari “ Not Configured “ menjadi “ Enable “
8. Setelah itu Pada tabel bawah pada tulisan “ Bandwidth Limit % “
Ubah Dari “20” Menjadi “80 atau 20”, Lalu “Apply” , “ OK “. setting ini
tergantung dari jumlah komputer, jika kita mau setting setiap
komputer dapet bandwith 10% maka kita tinggal masukan angka
90%, bila setiap komputer ingin kita set dapat 20% maka tinggal kita
masukan angka 80%.
Semoga Berhasil.